dikutip dari nu online Senin, 21/01/2013 10:08
Ketika Rasuulluh Saw belum dilahirkan, nabi-nabi terdahulu, mulai Nabi
Adam sampai Nabi Isa telah memberi kabar kepada umatnya akan datangnya
nabi akhir zaman dengan ciri-ciri yang tertentu. Yaitu, dilahirkan di
kota Makkah, hijrah di kota Madinah dan wafatnya juga di kota Madinah,
dan kekuasaannya membentang sampai di kota Syam. Nama Rasulullah Saw
kalau di Kitab Injil adalah Ahmad. Allah berfirman, "Dan (Ingatlah)
ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku
adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat,
dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan
datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu
datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (QR. As-Shaf : 6)
dikutip dari nu online Senin, 21/01/2013 10:08
Ketika Rasuulluh Saw belum dilahirkan,
nabi-nabi terdahulu, mulai Nabi Adam sampai Nabi Isa telah memberi
kabar kepada umatnya akan datangnya nabi akhir zaman dengan ciri-ciri
yang tertentu. Yaitu, dilahirkan di kota Makkah, hijrah di kota Madinah
dan wafatnya juga di kota Madinah, dan kekuasaannya membentang sampai di
kota Syam. Nama Rasulullah Saw kalau di Kitab Injil adalah Ahmad. Allah
berfirman, "Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani
Israil, Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."
(QR. As-Shaf : 6)
Perlu diketahui, bahwa nama yang
dikemukam oleh Nabi Isa tadi, itu bukan sekedar nama. Akan tetapi
merupakan pemberian dari Allah Swt yang tentunya ada makna yang
terkandung. Di dalam nama Ahmad jika ditulis dengan huruf Arab tanpa
dipisah-pisah ada filsuf tentang adanya gerakan salat. Huruf alif (ا)
menunjukan simbol tentang orang yang berdiri. Huruf ha (ح) menggambarkan
tentang orang yang sedang rukuk. Huruf mim (م) menggambarkan tentang
orang yang sedang sujud. Huruf dal (د) menunjukan gambaran orang yang
sedang duduk tahiyat salat.
Selain makna tersebut, ada juga makna
yang tersembunyi di balik nama Ahmad. Yaitu, secara Gramatika Arab, kata
Ahmad itu termasuk sighat mubalaghah (bentuk yang mempunyai arti
banyak) dari kata Hamdu (memuji). Jadi, bisa diambil kesimpulan bahwa
Nabi Ahmad, nama dari Nabi Muhammad Saw mempunyai arti orang yang paling
banyak memuji Allah.
Nabi Muhammad Saw bersabda, "Aku adalah
Ahmad tanpa mim (م)." Ahmad tanpa mim (م) akan mempunyai arti Ahad
(Esa), yang merupakan sifat Allah yang sangat unik. Mim (م) yang
merupakan simbol personafikasi dan manifestasi Allah dalam diri Nabi
Muhammad Saw pada hakikatnya adalah bayangan Ahad yang ada di alam
semesta. Mim adalah wasilah antara makhluk dengan Khaliqnya. Mim adalah
jembatan yang menghubungkan para kekasih Allah dengan sang kekasihnya
yang mutlak. Dengan kata lain, Nabi Muhammad Saw merupakan mediator
antara makhluk dengan Allah Swt.
Menurut Iqbal, "Muhammad benar-benar
berfungsi "mim" yang "membumikan" Allah dalam kehidupan manusia. Dialah
"Zahir"nya Allah; dialah Syafi' (yang memberikan syafaat, pertolongan
dan rekomendasi) antara makhluk dengan Tuhannya. Ketika anda ingin
merasakan kehadiran Allah dalam diri anda, hadirkan Muhammad. Ketika
anda ingin disapa oleh Allah, sapalah Muhammad. Ketika anda ingin
dicintai Allah, cintailah Muhammad. Qul inkuntum tuhibbunallah fat
tabi'uni yuhbibkumullah, "Apabila kalian cinta kepada Allah maka
ikutilah aku (Muhammad) kelak Allah akan cinta kepada kalian." Kepada
orang seperti inilah kita diwajibkan cinta, berkorban dan bermohon untuk
selalu bersamanya, di dunia dan akhirat. Sebab seperti kata Nabi,
"Setiap orang akan senantiasa bersama orang yang dicintainya."
Selain nama Ahmad, Rasulullah Saw juga
mempunyai nama Muhammad. Nama ini pemberian dari kakeknya, Abdul
Muthalib. Nama ini diilhami atas harapan besar Abdul Muthalib agar kelak
cucunya ini dipuji oleh makhluk seantero dunia karena sifatnya yang
terpuji. Adapun nama tersebut kalau ditinjau secara Gramatika Arab
berstatus sebagai Isim Maful (obyek) dari asal kata Hammada. Menurut
kiai Maksum bin Ali dalam kitab Amsilatut Tasrifiyah menyebutkan bahwa
penambahan tasdid mempunyai faidah Taksir (banyak). Jadi, artinya adalah
orang yang banyak dipuji. Sebab semua makhluk di dunia ini memuji
Rasulullah Saw dengan membaca shalawat untuknya. Allah berfirman,
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab :56).
Yang heboh lagi, dari nama Muhammad, di
situ ada filsup yang terkandung. Yaitu, jika kita mau mengangan-angan
kerangka huruf Muhammad apabila ditulis dengan hurup Arab ternyata
menunjukan kerangka manusia. Sebab, mim (م) yang bundar dari kata
Muhammad (محمد) itu menunjukan kepala manusia, karena kepala manusia itu
bundar. Huruf ha (ح) kalau kita dobelkan menjadi dua akan menunjukan
dua tangan manusia. Huruf mim (م) yang kedua menunjukan tentang perut
manusia. Huruf dal (د) menunjukan kedua kaki manusia.
Selain itu, ada juga makna-makna yang
tersembunyi lagi. Yaitu, huruf mim menunjukan kata Minnah yang berarti
anugerah. Sebab, Allah memberi anugerah kepada Rasulullah Saw dengan
anugerah yang sangat luar biasa melebihi apa yang telah diberikan kepada
yang lainnya. Huruf ha menunjukan kata Hubbun (cinta). Sebab, Allah
mencintai Nabi Muhammad Saw dan umatnya melebihi cintanya kepada
nabi-nabi yang lain beserta umatnya. Huruf mim yang kedua menunjukan
kata Maghfirah yang berarti ampunan. Sebab, Allah mengampuni segala dosa
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw, baik yang sudah lampau atau yang
akan datang. Nabi Muhammad Saw adalah nabi yang maksum (terjaga dari
melakukan dosa). Adapun jika disandarkan untuk umatnya, maka Allah akan
mengampuni dosa-dosa umat Nabi Muhammad Saw jikalau mereka mau
bertaubat. Tidak seperti umat-umat terdahulu yang apabila melakukan dosa
langsung mendapat siksa dan teguran dari Allah. Huruf dal menunjukan
kata Dawaamuddin. Artinya, abadinya agama Islam. Sebab, agama Islam akan
tetap ada sampai akhir zaman. Apabila agama Islam sudah lenyap karena
ditinggal oleh manusia, maka tunggulah kehancuran dunia ini.
Kesimpulan dari semua ini adalah, kalau
orang itu sudah mengaku agamanya Islam, maka kerjakanlah salat. Sebab,
salat merupakan tiang agama dan merupakan ajaran nabi-nabi terdahulu
yang disempurnakan oleh Nabi Muhammad Saw. Jika seseorang sudah
menjalankan salat dan ajaran Islam yang lainnya, maka dia termasuk orang
yang bertaqwa yang akan dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya. Karena
umat Nabi Muhammad Saw yang masuk ke surga itu akan dirupakan manusia.
Mengapa demikian? Ini kembalinya kepada keagungan nama Nabi Muhammad saw
yang menunjukkan kerangka manusia. Apabila manusia masih berbentuk
manusia, maka dia tidak akan masuk neraka. Adapun mengenai orang kafir,
ada ulama yang berpendapat bahwa mereka di neraka itu berwujud babi.
Penulis: Amirul Ulum
0 komentar:
Posting Komentar